GERIMIS DI GLAGAHSARI

"Yu lotek Yu!!"

Teriak saya lantang. Belum sampai di pintunya dan belum terucap salam seperti biasanya. Semua pengunjung menoleh ke sumber suara yang sama sekali tidak merdu dari pita suara saya yang bergetar acak-acakan.

"Iyo, mbak Diyan. Tak njujuli mase iki sedilit."

Seluruh pengunjung masih melirik ke arah saya. Tanpa ragu saya pasang muka lugu sambil melempar senyum kecut kepada mereka. Dibalas dengan kecut juga oleh salah satunya.

Saya pilih kursi kayu yang panjang untuk menyangga tubuh saya yang (katanya) semok.
Tanpa saya dikte, Yu Yati meramu lotek pesanan saya seperti biasa : bayam saja, ketupatnya separo saja tapi sambal kacangnya diperbanyak.

Ya, pedagang yang profesional.

Sembari menunggu saya sahut telepon genggam saya. Tidak lain tidak bukan : untuk
online online..
online online..

Tak berapa lama lotek sudah siap dilahap.
"Monggo mbak Diyan..", Yu Yati mempersilakan.

Hanya saya jawab, "Nyam nyam nyam.."
Oh sarapan yang saya nantikan..

Kang Yanto (suami Yu Yati) muncul dari belakang warung. Mungkin lepas dari shalat jumat.

"Eh ono Sukro! Prei-prei ko nang yugjo ngopo je Kro?", dia menyapa.

"Mambengi bar diajak kencan Kang.", jawab saya tanpa keseriusan.

"Sukro saiki ampuh, Dik. Direwangi adoh-adoh soko Klaten, mung arep kencan." Kang Yanto berkata pada istri terkasihnya.

"Wkakakakakak..", hanya tawa saya yang menjawab. Sedang Yu Yati hanya melempar senyumnya.

Sepi menepi.

"Duh Kang, ket isuk mung gerimis wae. Marai males arep muleh Klaten. Ki mau ket isuk mung micek wae ora obah. Gandeng wetenge wes koar-koar yo golek pangan nang kene." ujar saya sambil menyimak jam dinding yang menempel di dinding bambu sebelah kiri saya : 13.24.

"Iyo Kro. Opo meneh jumatan mau, mung pengen turu!"

Dasar penyakit!, batin saya.

Akhirnya habis juga sarapan saya. Dan saya juga lupa bahwa saya masih online di dunia setengah nyata.

Saya mengeluh kekenyangan.

"Wes gek turu mburi kono, ono mami (ibu Yu yati) lagi nonton tipi", Kang Yanto menawarkan rumahnya untuk saya istirahat.

Biasanya saya terima tawarannya. Bisa dikatakan mereka sudah menganggap saya sebagai bagian dari keluarganya.

"Ora ah Kang, arep muleh Klaten." kata saya.

"Yowes ati-ati nek muleh, rasah ngebut-ngebut.", nasehat Yu Yati sembari membawa piring saya ke belakang.

Sukro : "YU!!"

Yu Yati menjawab dari belakang warung: "Hehh??"

Sukro lagi : "Gek ditutup warunge. Gek kelon ro bojone."

Yu Yati di belakang warung, Kang Yanto di depan saya. Menjawab dengan serentak : "Ora oleh!!"

Lahh.

Mencurigaken.

"Nah ngopo je wong ngeloni bojone dewe ko ora oleh??", saya bertanya penasaran.

Keduanya tidak bersuara.

"ISI YO!!", teriak saya mengagetkan Kang Yanto.

Dia hanya bisa tersipu.

Sukro : "Wes pirang minggu Kang?"
Kang Yanto : "Lha mbuh kae, lagi diperiksake gek seloso."
Sukro : "Lha nek kui cetho ra oleh (kelon) sik Kang!!"
Kang Yanto : "Loh lha yo!"
Sukro : "Yo kaporo telung wulan."
Kang Yanto : "Duh, kuat ra sesuk iki, Kro!"
Sukro : "Wkakakakakk, iso GARING kui Kang!!"
Kang Yanto : "Hush!! Sukro ki omongane koyo wong sing wes ndue bojo. Ojo-ojo koe wes ndue bojo Kro?!!"
Sukro : "Hagagagagagg, nek aku wes ndue bojo, ngopo aku nang kene. Yo mending kelon ro bojone!!"

Tawa kami memenuhi warung sederhana itu. Hahahahaha ada dimana-mana.

"Wes Yu!! Rep muleh. Lotek siji."
saya sodorkan lembar uang berwarna hijau.

Yu Yati menata kembaliannya, dan saya mengelus perutnya.
"Mugo-mugo kowe turun mbakyumu iki yo Nduk..Le..", celoteh saya tanpa rasa berdosa.

Hahahahaha kembali. Semakin menjejali ruang penuh tawa.

Saya mengucap salam dan berlalu.

Semoga gerimis (rejeki) di Glagahsari ini juga menjadi gerimis (rejeki) di rahim Yu Yati. Setelah tiga tahun tiga bulan menanti.

Kabulkanlah, hey Tuhan.


Glagahsari, Juli 24, 2009

9 comments:

  1. Anonim mengatakan...:

    "Mugo-mugo kowe turun mbakyumu iki yo Nduk..Le.." <<< Asli bahaya nek bojoku mbobot terus ketemu awakmu ckakakak...

  1. Nithul mengatakan...:

    Hanya menyarankan saja : berdoalah, agar di sepanjang hidup anda tidak berjumpa yang namanya Sukro, alias Dianita! :p
    ckakakakakakk

  1. Anonim mengatakan...:

    ckakakakakak...
    kudu mikir gawe alarm, dadi nek cerak karo sing jenenge sukro langsung muni tulit tulit tulit...

    (ngakak gulung2)

  1. Nithul mengatakan...:

    Nek iso alarm yg bisa mendeteksi sukro meski di radius 100km, ben kesempatan kabure luwih longgar.. =))

  1. tediscript mengatakan...:

    dapa dapa dapa... kok sajake gayeng tenan...

  1. Nithul mengatakan...:

    Ada saya. Ada kita. Tiga bersaudara =p

  1. Anonim mengatakan...:

    tiga bersaudara? dadi kelingan tri masketir

  1. Sukro! mengatakan...:

    hihihihihi tri mas getir kali..
    mas?? tapi aku iki babon.. :p

  1. Anonim mengatakan...:

    ary wira

    wakakkaka dasare sukro gendeng pisan
    moh koment ah
    iso cram wetengku :))

Posting Komentar

Cari Blog Ini

About Me

Foto Saya
Sukro!
Ketika dunia di mata guweh berbalik menjadi serba relatif, lihat semuanya (minimal) dari dua sisi. Because every coin has two sides.. :)
Lihat profil lengkapku

Time of Now

Recent Post n Comment

Followers

Homepage Visitor

free counters

My Yahoo!


ShoutMix chat widget