Hahahahaha
(lagi-lagi dibuka dengan tawa?)
Senang saja. Beberapa hari sebelum tulisan ini diterbitkan, banyak hal yang membuat saya takjub, yaitu peristiwa-peristiwa kecil yang menyusun hari pernikahan kakak saya.
Kakak saya (Budi, 23 tahun) menikah pada tanggal 19 juli 2009. Betinanya (Susy, juga 23 tahun). Mereka berdua dulunya berasal dari satu sekolah menengah yang sama. Setelah bertahun-tahun ta'aruf alias pacaran, akhirnya mereka kawin juga.
Saya kira hajatan tersebut akan berlangsung biasa saja tak ada yang istimewa : teko, lungguh, ngombe, madang, foto-foto, BUBARRR!!
Ternyata tidak, saya dihadiahi beberapa ketakjuban dalam sehari saja. Tapi entah apa ini yang disebut menakjubkan ataukah hanya saya yang terlalu mendramatisir? Gyahahahahaha
Lalu kemudian daripada semua apa yang saya lalui, sebagaimana sedemikian rupa sehingga izinkanlah saya membagi sekelumit peristiwa yang (masih segar) terekam dalam otak saya.
Duduk sini, Nak. Dekat pada saya dan biarkan matamu berpesta menikmati adonan huruf yang saya ramu seadanya.
Takjub yang pertama :
Hmm, kemarin ijab qabul dijadwalkan pada jam 08.00. Saya yang biasanya bangun jam 06.00 (mesti do mbatin : shalate subuh dijamak dhuha! T.T), kali ini saya bangun jam 05.00. Gile aje tangi jam semono, mripate cuadhok lek! Tapi demi kangmas, yo direwangi adus mruput.
"Niiit, masmu kui gugahen!! Arep tangi jam piro, sido ijab ra kui!" teriak Ibu dari lantai bawah.
Weleh..
Saya kira doi udah standby. Ternyata iseh kemul sarung mlungker koyo luwing kesenggol.
"Mas koe arep tangi jam piro", sambil mengguncang badan kakak saya yang gedenya menyerupai badak.
Budi hanya bergumam (tapi menurut saya itu mendesah, entah sedang mimpi apa doi), "mmmmh.."
"MAS KOE KI SIDO IJAB ORA JE!!", dengan nada yang saya tinggikan.
Lagi-lagi dijawab dengan desahan (yang semakin panjang).
Putus asa.
Saya tinggalkan doi.
Mandi (lagi pisan iki adus isuk-isuk)
Setelah mandi, kembali ke kamar doi. Alamaaaaak..calon mantene niat ijab ora iki! Uwis jam 06.15 : durung salat, durung adus, durung dandan, perjalanan menuju TKP lebih dari separo jam. Nek ra sido diijabke yo mesti nanges gulung-gulung.
Inilah takjub saya, takjub dengan pembawaan santai kakak saya.
Takjub kedua :
jam 06.20, saya dirias. Jari-jari perias berkeliaran menutup satu persatu cacat wajah saya (ritual yang paling menggelikan, MAKE UP!!).
Selesai dirias.
Seluruh penghuni rumah takjub melihat saya. "Nah gene kui koyo wong wadon, nek didempul!!"
Takjub saya adalah karena melihat ketakjuban mereka "koyo wong wadon"? Jadi selama ini saya seperti apa?
Takjub ketiga : jam 07.30 akhirnya siap semua, termasuk kakak saya (mbuh kui mau adus po ra). Saya ikut rombongan pertama, bersama adik saya (Hana, 17 tahun). Bapak ibu menyusul dengan kerabat yang lain.
Sepanjang perjalanan saya simak Budi : kepanikan yang amat sangat. Hagagagagag, bahkan doi tidak menanggapi guyonan yang kami lemparkan. Sampai-sampai sopir mobil kami bilang, "Santai, Genk! Iki ora arep ijab, iki mung arep piknik : teko, lungguh, ngombe, madang, BUBAR!!"
Lagi, Budi hanya diam.
Membaca mimik Budi, sang sopir menginjak tuas gas lebih dalam.
08.05, sampai di TKP. Ternyata penghulu belum datang. Kami menunggu cukup lama, sampai 60 menit. Dan saya saksikan kepanikan Budi yang semakin memuncak di tiap menitnya. Takjub : belum pernah saya lihat saudara lelaki saya sepanik itu (secara doi lebih slebor dari saya).
Belum selesai takjub saya. Setelah prosesi ijab qabul selesai dan apapun telah menjadi halal, Budi langsung prengas-prenges wae. Kepanikan yang tadi menggunung, ambyar sudah. Malah berkali-kali melempar senyum genit kepada Susy. Takjub lagi : ORA SEMBODO DI..DI..
Lanjoooot, takjub berikutnya (entah yang ke berapa) :
tiga takjub sekaligus.
Setelah kedua mempelai disandingkan pada singgasana dan kedua pasang orang tua mengapitnya. Ritual resepsi dilangsungkan.
1. Sang pangeran (Budi) dengan menggandeng mesra betinanya, malah asyik bermain HP. Sepertinya sedang SMS-an.
2. Ibu saya (Purwanti) tak mau kalah. Telpon-telponan dengan rekan kerjanya dari Bandung dan Surabaya. Sepertinya ada barang dagangan datang dua truk kontainer. Dan tentu ibu bingung mau dibongkar dimana. (selo-selone mikir gawean? I loph U, Mom).
3. Bapak saya (Alwan), lebih tenang dari keduanya. Serupa meditasi. BAPAK SAYA TIDUR DI KURSINYA!! :O
Liyar-liyer lan theklak-thekluk!!
ALLAHU AKBAR..
Takjub saya berlipat : mempunyai keluarga seperti mereka.
Menuju takjub berikutnya.. Sang betina langsung diboyong menuju ke kediaman Pak Alwan (bapak saya). Di sanalah kelanjutan ketakjuban saya!! :D
Ah, lain waktu saja ya. Sepertinya anda sudah tidak berselera untuk membaca.
Saya juga.
Juli 19, 2009 |
9
comments
9 comments:
pertamaxxxx dulu gan... baru baca...
Woh woh woh..
Sak selone wae dab! Sak rampunge kuliahe sampeyan juga ndakpapa.. :p
hahaha... rasah mecucu ngunu to...
Mecucu pengen nyucu.. :p
"Nah gene kui koyo wong wadon, nek didempul!!" <<< berarti wingi bar kecelakaan diketok magic wakakakakak...
yakin sing iki gulung2 aku
wkwkwkwkwk
lu kate ane bajaj bobrok masuk ketok majik mbarang..
Lagian dempulan ki sesuatu yang muspro. Rasah didempul wae iny0ng wes ket0n ayu(gawan bayi) je.. :p
Hehe, ko malah takabur kie..
duh, kudune nek dempulan ki isin ro mobil toyota. Mobil toyota kae ora dempulan wae ono sing nuku, mosok menungso kudu dempulan ben payu ckakakakak...
Kan beda species gan..
Meskipun podo2 ditumpaki! HiHiHi
Thank you for the information you give hopefully in the future could be great again
Agen Domino Terpercaya
Agen Poker Online
Poker Online
Posting Komentar